Selasa, 23 Juni 2009
1. KAWASAN PESISIR PANTAI PAGATAN
Keadaan kawasan pesisir Pantai pagatan
• Koordinat : 3°47’54,26” LS dan 114°36’20,33” BT
• pH air : berkisar antara 9-10
• Warna air : coklat
• Tingkat kejernihan : kurang dari 0 cm (amat keruh)
• Bibir pantai : ± 5 meter
• Fluktuasi air laut : 10-50 m
• Cakupan mangrove: 2-5 m
• Luas sawah : ± 150 ha
• Hasil pemeriksaan mikroskop sampel air di daerah pantai Desa Pegatan Besar : tidak
didapatkan plankton
Pegatan Besar terletak pada Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan. Desa ini terletak di daerah pesisir pantai yang menghadap ke arah laut Jawa. Keadaan pantainya cukup memprihatinkan, terlihat dari banyaknya sampah berserakan, hutan bakau yang menipis serta air lautnya yang bercampur lumpur sehingga berwarna coklat. Laut yang berlumpur ini mampu menyebabkan turunnya hasil tangkapan ikan. Selain itu pantainya mulai terkikis akibat bakau yang semakin sedikit dan tidak adanya terumbu karang sehingga terjadi intrusi air laut yang lebih jauh ke daratan.
Adanya intrusi air laut ini mengakibatkan tercemarnya air tanah (air tanah menjadi payau). Air payau ini bila dikonsumsi dalam jangka panjang memberikan resiko penurunan kualitas kesehatan, termasuk resiko gagal ginjal akibat tingginya kadar garam dalam air tersebut. Hal ini menyebabkan penduduk setempat tidak menggunakan air tanah untuk diminum, hanya menggunakannya untuk mandi, cuci dll.. Untuk mendapatkan air bersih di daerah ini cukup susah karena penduduk harus membeli air bersih dengan harga 1200 -1500/ teng.
Untuk mencegah dan mengurangi abrasi yang semakin parah, mungkin kita bisa melakukan penanaman kembali hutan bakau dan menumbuhkan kembali terumbu karang (program jangka panjang). Selain itu, penduduk setempat diberikan himbauan agar tidak membuang samapah ke laut dan menebang pohon bakau yang ada.
Mata pencaharian penduduk di Desa Pegatan Besar di antaranya petani, peternak, nelayan dan pedagang. Hewan ternak yang diternakkan seperti sapi, ayam dan itik. Hewan-hewan ternak ini di lepas saja ke pemukiman penduduk sehingga kita dapat menjumpai kotoran hewan ternak dimana-mana dan sangat mungkin untuk mencemari air terutama sumur-sumur warga yang terbuka tanpa pelindung. Selain itu, kotoran hewan ternak tersebut akan menjadi sumber penyakit.
Untuk ekplorasi dan pengembangan tanaman obat di daerah ini bisa dikatakan masih kurang masih kurang. Ini dikarenakan penduduk setempat lebih memilih menggunakan obat jadi dibanding obata tradisional dan pengetahuan penduduk setempat menegenai tanaman-tanaman yang berpotensi sebagai obat masih kurang.
2. DESA DAMIT
Keadaan bendungan
keadaan persawahan
• Koordinat : 3°45’35,09” LS dan 114°54’02,87” BT
• pH air : berkisar antara 5-6
• Warna air : jernih dan bening
• Tingkat kejernihan : ± 3 meter
• Luas sawah : ± 50 ha
• Cakupan kebun karet: 100 m
• Hasil pemeriksaan mikroskop sampel air di daerah sawah Desa Damit : tidak didapatkan plankton
Desa Damit terletak di Kecamatan Batu Ampar Kabupaten Tanah Laut Propinsi Kalimantan Selatan. Lokasi observasi adalah daerah persawahan dan dam. Daerah ini juga didominasi oleh perkebunan karet yang berada di sekitar areal persawahan. Pemukiman penduduk cukup jauh dari daerah ini yakni sekitar 5 km.
Daerah tangkapan air (bendungan) cukup luas tapi masih belum bisa menampung air dengan baik terutama di musim hujan sehingga ketika musim hujan datang, tanggul bedungan menjadi jebol dan terjadi banjir di daerah sekitarnya. Ini terbukti bahwa beberapa kali bendungan ini harus diperbaiki.
Sistem pengairan sawah di daerah ini yaitu langsung dialirkan dari bendungan. Artinya intensitas pengairan sawah sangat ditentukan oleh bendungan. Jika air bendungan meluap, maka sawah akan banjir, dan begitu pula apabila terjadi kekeringan. Selain tanaman padi, juga didapati tanaman palawija lainnya seperti kacang panjang di sawah.
Dari hasil wawancara dengan masyarakat yang sedang bekerja di persawahan. Masyarakat disini tidak menggunakan obat tradisional sebagai pengobatan utama, karena alasan kepraktisan. Menurut mereka kalau sakit cukup membeli obat generik di warung, buat apa susah- membikin ramuan. Penyakit yang biasa diderita pun hanya demam biasa, pusing, flu dan batuk. Jadi disinilah peran kita sebagai seorang farmasis untuk memberikan sosialisasi menegenai pentingnya pengetahuan tentang tanaman obat dan menggali lebih dalam potensi tanaman obat yang ada di daerah ini.
Senin, 22 Juni 2009
3. LAHAN RAWA GAMBUT
Hasil pengukuran di lapangan
• Koordinat : 3°22’19,18” LS dan 114°42’07,29” BT
• pH air : berkisar antara 5-6
• Warna air : agak jernih dengan warna agak kecoklatan yang pudar
• Tingkat kejernihan : kurang dari 30 cm
• Kecepatan alir air : - (air tidak mengalir )
• Pemeriksaan air dengan meggunakan mikroskop menunjukkan adanya fitoplankton.
Lahan rawa gambut yang menjadi objek observasi ini terletak di daerah gambut km 17, Kalimantan Selatan. Lahan gambut ini merupakan daerah reklamasi, yang ditunjukkan adanya penimbunan tanah, pengerukan atau pengangkatan tanah gambut, pembuatan parit pengeringan. Reklamasi lahan gambut ini tentunya akan berdampak buruk bagi ekosistem yang ada di sana. Dampak buruk yang ditimbulkan akibat reklamasi antara lain:
a. Hilangnya daerah resapan air akibat lahan gambut tertutupi dengan tanah baru.
b. Berubahnya ekosistem hingga terjadinya kepunahan makhluk hidup khas gambut.
Sebenarnya daerah Gambut ini cukup potensial dengan tanaman obatnya. Tanaman gambut yang sudah dikenal yaitu galam, karamunting, teratai dan kelakai. Tidak menutup kemungkinan akan ada tanaman lain yang berpotensi sebagai obat.Tapi akibat adanya reklamasi lahan gambut ini tanaman paku-pakuan jenis kelakai sudah berkurang jumlahnya, pohon galam yang tinggal beberapa, hanya lebih banyak terlihat rumput-rumput air, termasuk purun.
c. Migrasi nyamuk ke pemukiman penduduk akibat terusiknya habitat nyamuk-nyamuk tersebut.
d. Memicu terjadinya kebakaran lahan yang akhirnya akan berperan serta pada polusi udara dan global warming.
Di lahan gambut tersimpan titik-titik api, jika lahan gambut dikeringkan maka titik api ini kemudian dapat menjadi besar dan mudah terbakar. Lahan gambut yang terbakar akan menyebabkan terlepasnya karbon ke udara dalam jumlah yang lebih besar dan akan menyebabkan polusi udara. Jumlah karbon yang meningkat di atmosfir akan mempengaruhi suhu bumi sehingga menyebabkan global warming.
Lahan rawa gambut yang masih belum terusik
Kanalisasi lahan rawa gambut
Lahan gambut yang telah direklamasi
fitoplankton yang ada di sampel air gambut
• Koordinat : 3°22’19,18” LS dan 114°42’07,29” BT
• pH air : berkisar antara 5-6
• Warna air : agak jernih dengan warna agak kecoklatan yang pudar
• Tingkat kejernihan : kurang dari 30 cm
• Kecepatan alir air : - (air tidak mengalir )
• Pemeriksaan air dengan meggunakan mikroskop menunjukkan adanya fitoplankton.
Lahan rawa gambut yang menjadi objek observasi ini terletak di daerah gambut km 17, Kalimantan Selatan. Lahan gambut ini merupakan daerah reklamasi, yang ditunjukkan adanya penimbunan tanah, pengerukan atau pengangkatan tanah gambut, pembuatan parit pengeringan. Reklamasi lahan gambut ini tentunya akan berdampak buruk bagi ekosistem yang ada di sana. Dampak buruk yang ditimbulkan akibat reklamasi antara lain:
a. Hilangnya daerah resapan air akibat lahan gambut tertutupi dengan tanah baru.
b. Berubahnya ekosistem hingga terjadinya kepunahan makhluk hidup khas gambut.
Sebenarnya daerah Gambut ini cukup potensial dengan tanaman obatnya. Tanaman gambut yang sudah dikenal yaitu galam, karamunting, teratai dan kelakai. Tidak menutup kemungkinan akan ada tanaman lain yang berpotensi sebagai obat.Tapi akibat adanya reklamasi lahan gambut ini tanaman paku-pakuan jenis kelakai sudah berkurang jumlahnya, pohon galam yang tinggal beberapa, hanya lebih banyak terlihat rumput-rumput air, termasuk purun.
c. Migrasi nyamuk ke pemukiman penduduk akibat terusiknya habitat nyamuk-nyamuk tersebut.
d. Memicu terjadinya kebakaran lahan yang akhirnya akan berperan serta pada polusi udara dan global warming.
Di lahan gambut tersimpan titik-titik api, jika lahan gambut dikeringkan maka titik api ini kemudian dapat menjadi besar dan mudah terbakar. Lahan gambut yang terbakar akan menyebabkan terlepasnya karbon ke udara dalam jumlah yang lebih besar dan akan menyebabkan polusi udara. Jumlah karbon yang meningkat di atmosfir akan mempengaruhi suhu bumi sehingga menyebabkan global warming.
Lahan rawa gambut yang masih belum terusik
Kanalisasi lahan rawa gambut
Lahan gambut yang telah direklamasi
fitoplankton yang ada di sampel air gambut
Jumat, 20 Maret 2009
Letak Lahan Basah
Rabu, 18 Maret 2009
Flora yang mendominasi daerah rawa di desa Tungkaran yang dapat dimanfaatkan
I. Kangkung (Ipomoea reptans)
Kangkung yang biasanya digunakan sebagai bahan makanan ternyata juga berkhasiat sebagai obat. Kangkung mempunyai rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini masuk ke dalam meridian usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai antiracun (antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), sedatif (obat tidur). Kangkung bersifat menyejukkan dan menenangkan.Kangkung juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol. Manfaat kangkung antara lain mengurangi haid, mimisan, sakit kepala, melancarkan air seni, ketombe.
II. Kelapa
Di daerah ini juga terdapat Pohon Kelapa. Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang.
1. Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah.
2. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan.
3. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur).
4. Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
5. Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu.
6. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.
7. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek.
8. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
9. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra.
10. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang.. Namun demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar.
III. Eceng Gondok (Latin:Eichhornia crassipes)
Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium.
Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok di daerah ini antara lain:
1. Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
2. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
3. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
4. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Karena di daerah ini banyak eceng gondok yang dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya antara lain dengan menggunakan herbisida, mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan, memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb.
Ternyata adanya eceng gondok di lahan rawa juga memiliki peran penting, antara lain berperan dalam menangkap polutan logam berat (kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni)) selain eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida.
IV. Teratai
Selain dikonsumsi sebagai makanan Teratai juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi.
V. Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral
dan juga karbohidrat. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Secara tradisional air umbi batang pisang dimanfaatkan sebagai obat disentridan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obatsakit kencing dan penawar racun.
VI. Rumbia
Pohon rumbia yang terdapat di daerah ini dapat dimanfaarkan sebagai penghasil sagu, yang dapat dijadikan sumber mata pencaharian.
Kangkung yang biasanya digunakan sebagai bahan makanan ternyata juga berkhasiat sebagai obat. Kangkung mempunyai rasa manis, tawar, sejuk. Sifat tanaman ini masuk ke dalam meridian usus dan lambung. Efek farmakologis tanaman ini sebagai antiracun (antitoksik), antiradang, peluruh kencing (diuretik), menghentikan perdarahan (hemostatik), sedatif (obat tidur). Kangkung bersifat menyejukkan dan menenangkan.Kangkung juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi. Selain vitamin A, B1, dan C, juga mengandung protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, hentriakontan, sitosterol. Manfaat kangkung antara lain mengurangi haid, mimisan, sakit kepala, melancarkan air seni, ketombe.
II. Kelapa
Di daerah ini juga terdapat Pohon Kelapa. Kelapa adalah pohon serba guna bagi masyarakat tropika. Hampir semua bagiannya dapat dimanfaatkan orang.
1. Batangnya, yang disebut glugu dipakai orang sebagai kayu dengan mutu menengah, dan dapat dipakai sebagai papan untuk rumah.
2. Daunnya dipakai sebagai atap rumah setelah dikeringkan.
3. Daun muda kelapa, disebut janur, dipakai sebagai bahan anyaman dalam pembuatan ketupat atau berbagai bentuk hiasan yang sangat menarik, dan menjadi bentuk kerajinan tangan yang berdiri sendiri (seni merangkai janur).
4. Tangkai anak daun yang sudah dikeringkan, disebut lidi, dihimpun menjadi satu menjadi sapu.
5. Tandan bunganya, yang disebut mayang (sebetulnya nama ini umum bagi semua bunga palma), dipakai orang untuk hiasan dalam upacara perkawinan dengan simbol tertentu.
6. Cairan manis yang keluar dari tangkai bunga, disebut (air) nira dapat diminum sebagai penyegar atau difermentasi menjadi tuak.
7. Sabut, bagian mesokarp yang berupa serat-serat kasar, diperdagangkan sebagai bahan bakar, pengisi jok kursi, anyaman tali, keset, serta media tanam bagi anggrek.
8. Tempurung atau batok, yang sebetulnya adalah bagian endokarp, dipakai sebagai bahan bakar, pengganti gayung, wadah minuman, dan bahan baku berbagai bentuk kerajinan tangan.
9. Daging buah tua kelapa berwarna putih dan mengeras. Sarinya diperas dan cairannya dinamakan santan. dan dikeringkan serta menjadi komoditi perdagangan bernilai, disebut kopra.
10. Cairan buah tua kelapa biasanya tidak menjadi bahan minuman penyegar dan memilki khasiat penetral racun dan efek penyegar/penenang.. Namun demikian dapat dimanfaatkan lagi untuk dibuat menjadi bahan semacam jelly yang disebut nata de coco dan merupakan bahan campuran minuman penyegar.
III. Eceng Gondok (Latin:Eichhornia crassipes)
Eceng gondok memiliki kecepatan tumbuh yang tinggi sehingga tumbuhan ini dianggap sebagai gulma yang dapat merusak lingkungan perairan. Pertumbuhan eceng gondok yang cepat terutama disebabkan oleh air yang mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium.
Akibat-akibat negatif yang ditimbulkan eceng gondok di daerah ini antara lain:
1. Meningkatnya evapotranspirasi (penguapan dan hilangnya air melalui daun-daun tanaman), karena daun-daunnya yang lebar dan serta pertumbuhannya yang cepat.
2. Menurunnya jumlah cahaya yang masuk kedalam perairan sehingga menyebabkan menurunnya tingkat kelarutan oksigen dalam air (DO: Dissolved Oxygens).
3. Tumbuhan eceng gondok yang sudah mati akan turun ke dasar perairan sehingga mempercepat terjadinya proses pendangkalan.
4. Meningkatnya habitat bagi vektor penyakit pada manusia. Menurunkan nilai estetika lingkungan perairan.
Karena di daerah ini banyak eceng gondok yang dianggap sebagai gulma yang mengganggu maka berbagai cara dilakukan untuk menanggulanginya antara lain dengan menggunakan herbisida, mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan, memanfaatkan eceng gondok tersebut, misalnya sebagai bahan pembuatan kertas, kompos, biogas, perabotan, kerajinan tangan, sebagai media pertumbuhan bagi jamur merang, dsb.
Ternyata adanya eceng gondok di lahan rawa juga memiliki peran penting, antara lain berperan dalam menangkap polutan logam berat (kadmium (Cd), merkuri (Hg), dan nikel (Ni)) selain eceng gondok dilaporkan juga mampu menyerap residu pestisida.
IV. Teratai
Selain dikonsumsi sebagai makanan Teratai juga dapat dimanfaatkan untuk pengobatan diare, disentri, keputihan, kanker nasopharynx, demam, insomnia; Hipertensi, muntah darah, mimisan, batuk darah, sakit jantung; Beri-beri, sakit kepala, berak dan kencing darah, anemia, ejakulasi.
V. Pisang
Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral
dan juga karbohidrat. Kulit pisang dapat dimanfaatkan untuk membuat cuka melalui proses fermentasi alkohol dan asam cuka. Daun pisang dipakai sebagi pembungkus berbagai macam makanan. Batang pisang abaca diolah menjadi serat untuk pakaian, kertas dsb. Secara tradisional air umbi batang pisang dimanfaatkan sebagai obat disentridan pendarahan usus besar sedangkan air batang pisang digunakan sebagai obatsakit kencing dan penawar racun.
VI. Rumbia
Pohon rumbia yang terdapat di daerah ini dapat dimanfaarkan sebagai penghasil sagu, yang dapat dijadikan sumber mata pencaharian.
Selasa, 17 Maret 2009
Pengertian dan Manfaat Lahan Basah
Lahan basah memiliki peranan yang penting dalam menyumbang keragaman hayati, pengatur iklim dunia, sumber pangan, sumber sirkulasi air, sumber perikanan, dan obat-obatan bagi masyarakat setempat. Masyarakat lokal memiliki tingkat ketergantungan kehidupan yang cukup besar pada ekosistem lahan basah.
Ada tujuh manfaat yang diperankan oleh Wetlands, dalam rangka pengelolaan DAS yaitu ;
1. Memperbaiki kualitas air, dengan cara menahan unsur hara, sampah-sampah organik dan kiriman endapan yang terjadi akibat run off.
2. Mengurangi pengaruh buruk banjir, yang langsung ke muara dengan menahan air tersebut dan melepaskannya pada musim kering.
3. Melindungi daerah-daerah pinggiran atau pesisir dari kemungkinan erosi.
4. Memulihkan kembali persediaan air tanah yang berpotensi kekurangan air pada musim kering
5. Penyedia makanan dan produk lain, misalnya ikan untuk manusia baik untuk konsumen sendiri atau diperdagangkan.
6. Cagar alam, termasuk untuk jenis jarang dan terancam punah, tempat mencari makan, berkembang biak, dan tempat istirahat.
7. Menambah peluang untuk rekreasi, melihat burung, berburu burung laut, potografi dan pendidikan luar.
Keadaan Lahan Basah di Desa Tungkaran Kecamatan Martapura Utara Kabupaten Banjar dari Berbagai Aspek
1. Aspek Kimia
Daerah ini merupakan daerah rawa yang sangat luas, dengan tingkat kejernihan air yang tinggi dan airnya bersifat asam. Airnya mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium. Hal ini terlihat dengan suburnya pertumbuhan eceng gondok.
2. Aspek Biologi
Lahan basah/ rawa yang terdapat di desa ini cukup luas dengan keanekaragaman hayati yang cukup banyak yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat di sekitar daerah tersebut. Keanekaragaman hayati tersebut meliputi flora dan fauna nya. Floranya antara lain eceng gondok, padi, teratai, kangkung, kelapa, pisang, dan rerumputan. Sedangkan fauna yang terdapat di daerah ini yang dapat dimanfaatkan antara lain jenis ikan sepat, sepat siam, ikan papuyu dan ikan haruan.
3. Aspek Farmasi
Banyak tanaman yang terdapat di rawa ini yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, seperti kangkung, kelapa, teratai, pisang, rumbia serta tanaman padi.
Daerah ini merupakan daerah rawa yang sangat luas, dengan tingkat kejernihan air yang tinggi dan airnya bersifat asam. Airnya mengandung nutrien yang tinggi, terutama yang kaya akan nitrogen, fosfat dan potasium. Hal ini terlihat dengan suburnya pertumbuhan eceng gondok.
2. Aspek Biologi
Lahan basah/ rawa yang terdapat di desa ini cukup luas dengan keanekaragaman hayati yang cukup banyak yang dapat dimanfaatkan untuk kemaslahatan masyarakat di sekitar daerah tersebut. Keanekaragaman hayati tersebut meliputi flora dan fauna nya. Floranya antara lain eceng gondok, padi, teratai, kangkung, kelapa, pisang, dan rerumputan. Sedangkan fauna yang terdapat di daerah ini yang dapat dimanfaatkan antara lain jenis ikan sepat, sepat siam, ikan papuyu dan ikan haruan.
3. Aspek Farmasi
Banyak tanaman yang terdapat di rawa ini yang dapat dimanfaatkan sebagai obat, seperti kangkung, kelapa, teratai, pisang, rumbia serta tanaman padi.
Potensi Lahan Basah di Desa Tungkaran Kabupaten Banjar Untuk Masa Depan
1. Pertanian
Daerah ini cocok untuk pertanian penduduk karena tanah yang dihasilkan merupakan tanah bakar yang cocok sekali untuk bercocok tanam seperti tanaman padi yang merupakan makanan pokok. Apabila dikelola dengan baik maka daerah tersebut dapat menjadi daerah penghasil beras.
2. Perikanan
Daerah ini tidak cocok untuk perikanan karena terdapat banyak Eceng Gondok yang dapat menyerap Oksigen sehingga untuk pengembangan perikanan tidak akan menghasilkan keuntungan kecuali lahan dibersihkan dari Eceng Gondok dan dengan pengaturan unsur hara yang baik pada airnya. Solusi lain yaitu dengan membuat tambak ikan di daerah ini tanpa merusak ekosistem yang ada. Dengan adanya tambak ini, dapat dibiakkan jenis ikan lain selain ikan rawa (ikan sepat, sepat siam, papuyu dan haruan) seperti ikan nila, ikan mas, ikan patin.
3. Pendidikan
Saya memperhitungkan aspek pendidikan seperti yang telah dilakukan Lahan ini dapat memberikan inspirasi pendidikan untuk pengembangan lebih lanjutnya untuk program studi Farmasi yang bergerak di bidang Bahan alam untuk Lahan basah, tentunya daerah ini memiliki potensi yang besar bagi pengembangan tanaman tradisional. Banyak lahan basah dipergunakan sebagai lahan penelitian ilmiah, termasuk pemantauan, referenst dan percobaan. Lahan-lahan ini sering digunakan untuk penelitian mengenai kecenderungan pada lingkungan jangka panjang atau global. Alasan lain bahwa lahan basah penting sebagai lahan penelitian adalah karena beberapa proses yang berlangsung disitu khas terhadap ekosistem lahan basah: secara jelas hal ini tidak bisa diteliti ditempat lain.
4. Tempat rekreasi
Daerah ini memiliki nilai estetika yang cukup tinggi, sehingga jika dikelola dengan baik tanpa merusak lahan basah, daerah ini dapat dikembangkan menjadi tempat rekreasi dan tempat pemancingan ikan. Jika dikelola dengan baik tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sekitar.
Daerah ini cocok untuk pertanian penduduk karena tanah yang dihasilkan merupakan tanah bakar yang cocok sekali untuk bercocok tanam seperti tanaman padi yang merupakan makanan pokok. Apabila dikelola dengan baik maka daerah tersebut dapat menjadi daerah penghasil beras.
2. Perikanan
Daerah ini tidak cocok untuk perikanan karena terdapat banyak Eceng Gondok yang dapat menyerap Oksigen sehingga untuk pengembangan perikanan tidak akan menghasilkan keuntungan kecuali lahan dibersihkan dari Eceng Gondok dan dengan pengaturan unsur hara yang baik pada airnya. Solusi lain yaitu dengan membuat tambak ikan di daerah ini tanpa merusak ekosistem yang ada. Dengan adanya tambak ini, dapat dibiakkan jenis ikan lain selain ikan rawa (ikan sepat, sepat siam, papuyu dan haruan) seperti ikan nila, ikan mas, ikan patin.
3. Pendidikan
Saya memperhitungkan aspek pendidikan seperti yang telah dilakukan Lahan ini dapat memberikan inspirasi pendidikan untuk pengembangan lebih lanjutnya untuk program studi Farmasi yang bergerak di bidang Bahan alam untuk Lahan basah, tentunya daerah ini memiliki potensi yang besar bagi pengembangan tanaman tradisional. Banyak lahan basah dipergunakan sebagai lahan penelitian ilmiah, termasuk pemantauan, referenst dan percobaan. Lahan-lahan ini sering digunakan untuk penelitian mengenai kecenderungan pada lingkungan jangka panjang atau global. Alasan lain bahwa lahan basah penting sebagai lahan penelitian adalah karena beberapa proses yang berlangsung disitu khas terhadap ekosistem lahan basah: secara jelas hal ini tidak bisa diteliti ditempat lain.
4. Tempat rekreasi
Daerah ini memiliki nilai estetika yang cukup tinggi, sehingga jika dikelola dengan baik tanpa merusak lahan basah, daerah ini dapat dikembangkan menjadi tempat rekreasi dan tempat pemancingan ikan. Jika dikelola dengan baik tentunya akan mendatangkan keuntungan bagi masyarakat sekitar.
Langganan:
Postingan (Atom)